Dendrobium cinereum J.J. Sm. 1920

Synonyms/basionym
IPNI :
KEW :


Dendrobium cinereum J.J. Sm. 1920 SECTION Calcarifera
Distribution (Sebaran) : Endemic Borneo

Epiphyte on tree trunk on lower montane forests at elevations around 350 to 1500 meters.
~Epipit pada batang pohon di hutan pegunungan rendah pada ketinggian 350 hingga 1500 meter dari permukaan laut.~

Pearl gray at the top of the leaf, while on the back of the leaves is dark purple. Fragrant flowers emerge from stems that have fallen leaf, there are several flowers and bloom on shortPada bagian atas daun berwarna abu-abu mutiara, sedangkan bagian bawah daun berwarna ungu gelap.
~Bagian atas daun berwarna mutiara abu-abu, sementara di bagian belakang daun berwarna ungu, bunga muncul dari batang yang telah gugur daunnya, terdapat beberapa bunga dalam satu tangkai dan agak harum. Mekarnya bunga tidak lama, hanya beberapa hari saja.~


Similarity orchid but different species :

There are a few flower orchids look similar with this species, you can read about this species with click on the picture in table.

Eurycaulis groeneveldtii
Sumatra

Eurycaulis derryi
Peninsular Malaya

Eurycaulis cinereum
Borneo

By Sony Wibisono Blog with No comments

Distichorchis moquetteana (J.J.Sm.) M.A.Clem.2003

Dideskripsikan pertama kali oleh Mr. J. P. Moquette dari specimen tanaman anggrek dari pulau Kalimantan yang di tangkar di Kebun Raya Bogor (Buitenzorg) . Nama beliau di abadikan pada anggrek ini dan di publikasi dengan nama Dendrobium moquetteanum (seksien : Distichophyllum) pada jurnal jurnal botani yang di terbitkan oleh Kebun Raya Bogor (KRB) yaitu Bulletin du Jardin botanique de Buitenzorg No.XXV halaman 50-51 tahun 1917.

Homotypic Sinonim:
Dendrobium moquetteanum J.J.Sm., Bull. Jard. Bot. Buitenzorg, II, 25: 50 (1917).
Distichorchis moquetteana (J.J.Sm.) M.A.Clem., Telopea 10: 281 (2003).

Sebaran :
Endemik Pulau Kalimantan (Borneo).

Distichorchis moquetteana dari Kalimantan tengah (Central Borneo).
Photo courtesy Wawan Prastiawan.
Habitat :
Hutan pegunungan dataran rendah (hutan montana) pulau Kalimantan (Borneo) pada ketinggian sekitar 400 - 1400 meter dari permukaan laut.

Anggrek alam Distichorchis moquetteana  memerlukan cahaya penuh dan kehangatan penuh sinar matahari. Jangan menyiramnya terlalu sering dan basah karena anggrek ini membutuhkan kelembaban yang sedang sedang saja. Media yang cocok adalah moss dan kulit kayu cincang dari pohon cemara cemaraan, atau perlakukan dia seperti anggrek epifit lain yang menempel pada pohon atau pohon pakis tiang.


Distichorchis moquetteana, terlihat lidahnya cukup panjang dengan sepal dan petal melengkung.
(Photo Courtesy Wawan Prastiawan)


Bunga :
Bunga tunggal pada setiap tangkai bunga. Mempunyai lidah bunga yang cukup lebar sekitar 1,5 cm dan panjang lidah rata-rata sekitar 2 cm. Ujung lidah membelah dua secara tumpul. Pada umumnya lidah mempunyai 3 garis yang berwarna coklat sampai merah yang sejajar dan mengarah keluar sepanjang lebih 3/4 lidah bagian dalam seperti nampak di photo di atas.
Kelopak bunga sepal dan petal melengkung ke belakang sedemikian rupa dengan warna putih seperti salju. Sirip punggung sepal lonjong - bulat telur.


Tampilan batang tanaman anggrek Distichorchis moquetteana .
Photo courtesy Wawan Prastiawan.

Batang :
Beruas ruas seperti umumnya anggrek dendrobium. Umumnya batangnya berwarna pucat kelabu sampai hijau, dengan diameter sekitar 0,5 cm. Panjang batang bisa mencapai sekitar 75 cm dengan ukuran daun yang bervariasi.

By Tun Jang with No comments

Cirrhopetalum strangularium Rchb. f. 1887

Cirrhopetalum strangularium from Kalimantan Tengah
Synonyms:
Bulbophyllum strangularium (Rchb.f.) J.J.Sm. 1912

Persebaran:
Kalimantan, Sabah dan Sarawak.

Habitat:
In rainforests and hill forests at elevations of sealevel to 1000 meters. Usually located near and over watercourses. Epiphyte on vertical tree trunks or lithophyte on rock surface
~Di hutan hujan dan hutan perbukitan, pada ketinggian 0 hingga 1000 meter di atas permukaan laut. Biasanya berada dekat atau di sekitar sumber air atau anak sungai. Hidup epipit pada batang pohon vertikal atau semi litofit pada permukaan batu cadas.~

Obliquely conical pseudobulbs, each new leaf shoots, has purplish spots pattern.
~Umbi semu berbentuk belimbing dan mengerucut, setiap tunas daun memiliki pola bintik-bintik keunguan.~

By Sony Wibisono Blog with No comments

Dendrobium anosmum Lindley 1845

Dendrobium anosmum from Kalimantan
Section:
Dendrobium

Sinonim:
Callista anosma O. Ktze. 1891; Callista macrophylla [Lindl.] Kuntze 1891; Callista scortechinii O. Ktze. 1891; Dendrobium anosmum var. dearei (Rolfe) Ames & Quisumb. 1935; Dendrobium anosmum var. giganteum [Rchb.f] Valmayor & Tiu 1984; Dendrobium leucorhodum Schlechter 1879; Dendrobium macranthum Hooker or Miquel ?; Dendrobium macrophyllum Lindley not Ames or Richards ?; Dendrobium retusum Llanos 1859; Dendrobium scortechinii Hooker 1890; Dendrobium superbum Rchb.f 1864; Dendrobium superbum Rchb.f var anosmum Rchb.f ? ; Dendrobium superbum var. dearei Rolfe 1891; Dendrobium superbum var. huttonii Rchb.f. 1869

Persebaran:
India, Sri Lanka, Laos, Vietnam, Philippines, Malaysia, Indonesia, and Papua New Guinea
Dendrobium anosmum from Sabah

Found in the lowland or foothills forests and often found in the river banks forests, hanging on the twig / tree trunk which leads to the river.
~Ditemukan di hutan dataran rendah atau kaki bukit dan sering terdapat pada hutan tepian sungai, menggantung pada ranting atau batang pohon yang menjulur ke sungai.~

Like other deciduous species, these species have a rest period, remove the leaves during the dry or drought season, and blooms at the beginning of the rainy season.
~Seperti halnya juga dengan tipe gugur lainnya, spesies ini memiliki masa istirahat, meluruhkan daun-daunnya pada musim kering atau kemarau, dan berbunga pada awal musim penghujan.~

Pseudobulbs: thickened and fleshy, cylindrical, grow in hanging.
~Batang: menebal dan berdaging, berbentuk silinder, dan tumbuh menggantung.~

Flowers: large, fragrant, appear simultaneously, grow in pairs from internodes of the leafless pseudobulbs.
~Bunga: besar, harum, muncul secara serempak, tumbuh berpasangan dari ruas-ruas batang yang tidak berdaun.~

See Dendrobium anosmum from others region :
Borneo
Kalimantan
Papua Celebes Borneo
Sabah

By Sony Wibisono Blog with No comments

Bulbophyllum lobbii, Lindley 1847

Bulbophyllum lobbii from Kalimantan, Indonesia

Section :
Sestochilos

Sinonim :
  • Sestochilos uniflorum Breda (1827)
  • Sarcopodium lobbii (Lindl.) Lindl. & Paxton (1851)
  • Sarcobodium lobbii (Lindl.) Beer (1854)
  • Bulbophyllum siamense Rchb.f. (1867)
  • Bulbophyllum lobbii var. siamense W. Saunders (1872)
  • Phyllorkis lobbii (Lindl.) Kuntze (1891
  • Bulbophyllum claptonense Rolfe (1905)
  • Bulbophyllum lobbii var. breviflorum J.J.Sm. (1908)
  • Bulbophyllum polystictum Ridl. (1909)
  • Bulbophyllum sumatranum Garay (1996)

Persebaran :
Pulau Kalimantan, Sumatra, Jawa dan beberapa pulau di Indonesia, serta negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Thailand.

Bulbophyllum lobbii claptonense Rolfe 1905 from Sabah. Photo courtesy by Keladu Senja


Memiliki bunga tunggal dengan lingkar bunga 9 cm, muncul dari umbi semu berusia remaja.
Di Indonesia dikenal juga sebagai "Anggrek Kuku Macan", karena pada saat kuncup terlihat mirip dengan bentuk kuku macan.

Habitat :
Hidup sebagai epipit, menempel pada batang pohon di hutan-hutan hijau.

Bulbophyllum lobbii claptonense Rolfe 1905 from Kalimantan, Indonesia.






















Baca dari kawasan lain :
SumatraBorneoJavaPeninsular Malaysia

By Sony Wibisono Blog with No comments

Coelogyne asperata Lindl. 1849

Coelogyne asperata

Section :
Verrucosae

Sinonim :
Coelogyne lourii Paxton; Cymbidium robustum Gilli; Pleione asperata (Lindl.) Kuntze

Persebaran :
Hampir di semua pulau besar di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Filipina dan Malaysia.

Habitat :
Hidup menempel pada batang pohon besar di hutan-hutan hijau pada pada ketinggian rendah hingga mencapai 1600 meter diatas permukaan laut.

Coelogyne asperata brown lip




Lingkar bunga 5-6 cm, bisa terdiri dari 8-20 kuntum bunga berukuran besar, berbentuk bulat telur, memiliki aroma wangi serta lapisan lilin pada permukaan bunga. Oleh masyarakat di Kalimantan Tengah sering disebut juga "Anggrek Mutiara", mungkin ini dikarenakan oleh bunganya yang cantik dan besar.

Coelogyne asperata var alba. Photo courtesy by Ariek Firmansyah
.

By Sony Wibisono Blog with No comments

Trichotosia vestita (Lindl.) Kraenzl. 1911


Sinonim:
Dendrobium vestitum Wall. ex Lindl. 1830;
Eria vestita Lindl. 1844;
Pinalia vestita (Wall. ex Lindl.) Kuntze 1891

Persebaran:
Kalimantan, Sumatra dan Semenanjung Malaysia.

Habitat:
Hutan dataran rendah dan berbukit.
Spesies ini hidup sebagai epipit pada batang pohon. Ukuran tanaman besar, memiliki umbi-semu / batang yang panjang, bahkan bisa mencapai 2 meter dengan diameter 2,5 cm. Batang dan daun berwarna hijau dan permukaannya ditutupi bulu-bulu berwarna merah keemasan. Begitu pula bunganya.
Permukaan luar bunga berwarna oranye kemerahan.


Saya menemukannya pada pangkal batang pohon, jarang sekali ditemukan di atas pohon. Bahkan tak jarang menemukannya merembat di seresah daun dipermukaan tanah. Akarnya tidak boros, sehingga menanamnya cukup mudah, tidak perlu media yang besar/banyak.

By Sony Wibisono Blog with No comments

Cirrhopetalum flabellum-veneris (J.König) Seidenf. & Ormerod 1995


Section: 
Cirrhopetalum

Synonyms: 
Bulbophyllum flabellum-veneris (J.König) Aver. 2003; Bulbophyllum andersonii Kurz 1870; Bulbophyllum griffithianum Parish & Rchb.f 1874; Bulbophyllum lepidum [Bl.]J. J. Sm. 1905; Bulbophyllum lepidum var. angustum Ridl. 1896; Bulbophyllum lepidum var. insigne J.J.Sm. 1920; Bulbophyllum rolfeanum Siedenfadden & Smitinand 1961; Cirrhopetalum andersonii [Kurz] Hkr. 1890; Cirrhopetalum ciliatum Klinge 1898; Cirrhopetalum flabellovernis [Koenig] Seidenfadden & Ormerad 1995; Cirrhopetalum gagnepanii Guillamin 1964; Cirrhopetalum lepidum (Blume) Schltr. 1911, Cirrhopetalum siamense Rolfe ex Downie 1925; Cirrhopetalum viscidum (J.J.Sm.) Garay, Hamer & Siegerist 1994 ; *Epidendrum falbellum vernis Koenig 1791; Ephippium lepidum Bl 1825; Phyllorchis andersonii (H. Kurz) Kuntze 1891

Persebaran: 
India, Burma, Laos, Thailand, penninsular Malaysia, Cambodia, Vietnam, Sumatra, Jawa and Kalimantan.

Habitat:
Hutan-hutan hijau atau hutan rawa, bebatuan atau pangkal pohon berlumut, pada ketinggian hingga mencapai 1100 meter dari permukaan laut.




Spesies ini sering dikenal juga sebagai Bulbophyllum / Cirrhopelatum lepidum, tetapi julukan flabellum-veneris telah diumumkan 34 tahun lebih dahulu, dengan demikin itu menjadi nama yang sah untuk spesies tersebut.Ini adalah salah satu jenis Cirrhopetalum yang memiliki banyak varian dan daerah persebaran yang luas.Umbi semu berwarna hijau muda cerah dan terdapat sepucuk daun tunggal, apikal, tegak, lurus, langsung menyempit ke bawah ke bagian tangkai pendek pangkal daun. Dari dasar umbi semu itulah bisa muncul 2 sampai 3 kali tangkai kembang sepanjang 13 - 22 cm.Tangkai bunga berwarna coklat kemerah-merahan dan memegang 6 hingga 13 bunga.Lingkar bunga 7 cm, dengan beragam corak warna. Hal itu dikarenakan jenis ini memiliki banyak varian.




Saya menemukannya menempel pada batang pohon berlumut di beberapa hutan rawa atau hutan dataran rendah di pinggiran sunga Barito pada ketinggian 14 hingga 20 meter dari permukaan laut. Yang mana apabila musim hujan, seluruh permukaan tanah tergenang air.

By Sony Wibisono Blog with 1 comment

Coelogyne pandurata Lindley 1853



Section:
Verrucosae

Synonyms:
Pleione pandurata (Lindl.) Kuntze 1891; Coelogyne peltastes var. unguiculata J.J.Sm. 1927

Sebaran:
Kalimantan dan Sumatra.

Habitat:
Menjalar pada batang pohon di daerah dekat tepian sungai atau di hutan dataran rendah.Pandurata berasal dari kata "pandurate" yang berarti "berbentuk biola", ini merujuk pada bentuk lidah bunganya. Pseudobulbs (umbi semu) berbentuk bulat cembung dan terdapat 2 daun berbentuk agak oval dan meruncing pada ujungnya. Bunga tidak tahan lama (kurang dari 2 minggu), berlilin, harum, berjumlah hingga 15 bunga pada setiap tangkai dengan lebar bunga 7-10 cm.

Di Indonesia sangat terkenal dengan sebutan "Anggrek Hitam", tetapi bagian hitamnya justru hanya pada bagian permukaan lidahnya saja, sedangkan bagian yang lebih besar yaitu mahkota dan kelopaknya berwarna hijau muda.

By Sony Wibisono Blog with No comments

Flickingeria fimbriata (Blume) A.D. Hawkes 1961






Section:
Plicates

Synonyms:
Callista binnendykii (Rchb.f.) Kuntze 1891; Callista flabella [Rchb.f]Kuntze 1891; Callista kunstleri (Hook.f.) Kuntze 1891; Dendrobium binnendijkii Rchb.f. 1865; Dendrobium fimbriatum [Bl.] Lindl. 1830; Dendrobium flabellum Rchb.f 1857; Dendrobium insulare Steudel 1840; Dendrobium kunstleri Hook.f. 1890; Dendrobium mentosum Schltr. 1911; Dendrobium plicatile Lindl. 1840; Desmotrichum binnendijkii (Rchb.f.) Kraenzl. 1910; *Desmotrichum fimbriatum Blume 1825; Desmotrichum kunstleri (Hook.f.) Kraenzl. 1910; Ephemerantha fimbriata (Blume) P.F. Hunt & Summerh. 1961; Ephemerantha kunstleri (Hook.f.) P.F.Hunt & Summerh. 1961; Flickingeria binnendijkii (Rchb.f.) A.D.Hawkes 1965; Flickingeria kunstleri (Hook.f.) A.D.Hawkes 1965.

Sebaran :
Ditemukan di India, Nepal, China dan di seluruh Asia Tenggara pada ketinggian 0 - 1300 meter dari permukaan laut.

Bunga :
berbunga tunggal dan wangi, lingkar bunga 3,5cm, berwarna kuning pucat dengan bintik-bintik merah. Seperti dengan semua spesies dalam genus flickingeria, bunga tidak bertahan lama kurang lebih 2-3 hari.

By Sony Wibisono Blog with No comments

    • Popular
    • Categories
    • Archives