Homotypic Synonyms:
Dendrobium compressum Lindl., Edwards's Bot. Reg. 28(Misc.): 63 (1842).
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem., Telopea 10: 284 (2003).
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem. |
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem pada mulanya diterbitkan oleh Jhon Lindey sebagai Dendrobium compressum Lindl. tahun 1842 (Tersedia copy descripsi dan illustrasi asli yang dapat di lihat di tautan LINK).
Anggrek ini dalam sejarahanya, berpuluh-puluh tahun didiagnosis salah oleh banyak orang sebagai Eurycaulis lamellatus (Blume) M.A.Clem. & D.L.Jones, 2003(Dendrobium lamellatum (Blume) Lindl., 1830).
Adalah botanis Heinrich Gustav Reichenbach yang tahun 1878 mempublikasi bahwa tanaman ini sinonim dengan Eurycaulis lamellatus (Blume) M.A.Clem. & D.L.Jones. Dalam tulisannya itu ia menceritakan bahwa contoh tanaman dari Burma yang dikirim kepadanya adalah sama dengan Dendrobium lamellatum (Blume) Lindl. Ia melekatkan nama Dendrobium compressum lindl. sebagai sinonim. Ditulisan itu juga terlampir sketsa yang baru.
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem. mempunyai 5 keel di labellum. |
Publikasi yang dibuat Heinrich Gustav Reichenbach di atas banyak diikuti orang kala itu sehingga bertahun-tahun banyak yang menggantikan nama Dendrobium compressum Lindl. menjadi Dendrobium lamellatum (Blume) Lindley. Oleh sebab itu bila kita melihat cited dari nama Dendrobium lamellatum kita akan menemukan dua nama di belakang anggrek tersebut yaitu nama Blume dan Lindley yang di tulis bersama sebagai Dendrobium lamellatum (Blume) Lindl., 1830, oleh karena Lindley yang mentransfer Onychium lamellatum Blume, 1825 ke genus Dendrobium.
Adalah Gunnar Sendenfaden seorang botanis anggrek yang mempelajari anggrek-anggrek dari Indo-china terutama dari Thailand yang mempelajari kembali dua anggrek ini. Dalam tulisannya yang terbit di buku Contributions to the Orchid Flora of Thailand XIII dia memaparkan opininya bahwa sangat sungkan untuk menyebut dua anggrek ini (D. lamellatum dan D. compressum) adalah tanaman yang sama. Sangat relatif sekali bila membandingkan keduanya, Sayangnya G. Sendenfaden menyebutkan dia tak bisa membuktikan keduanya sungguh-sungguh berbeda karena tidak mempunyai contoh tanaman hidup kedua anggrek itu yang bisa digunakan untuk memastikan temuan-temuannya dari melihat sketsa-sketsa, deskripsi dan awetan herbarium yang pernah dibuat sebelumnya. Dalam tulisan itu dia menguraikan secara singkat perbedaan-perbedaan keduanya.
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem. mempunyai umbi semu yang pipi, bisa mencapai 25 cm panjangnya bila dewasa. |
Tahun 2003 nama Dendrobium compressum mulai bangkit dalam dunia anggrek. Penyebabnya adalah nama anggrek ini ditransfer ke genus baru menjadi Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem.di tahun 2003 di Jurnal Botani Telopea asal negeri Kangguru. . Sedangkan Dendrobium lamellatum ditransfer terlebih dahulu, 1 tahun sebelumnya di Jurnal Orchadian. [Australasian Native Orchid Society]. Sydney, Australia tahun 2002. Jurnal Telopea dan Orchadian menjadi sangat fenomenal dan sangat terkenal di dunia oleh karena publikasi genus-genus baru sejak awal tahun 2000. Ditrasnfernya dua nama ini mengindikasikan adanya dukungan dari opini Seidenfaden dimasa lalu, bahwa dua species ini berbeda.
Di Indonesia, minimnya para penghobby anggrek dalam mengikuti perkembangan dunia taksonomi, membuat sosialisasi revisi menjadi sulit.
Mereka menolak dan enggan menerima nama-nama genus baru, oleh karena berpuluh puluh tahun mereka akrab dengan nama-nama yang dipakai oleh sistem takson sebelumnya yang membagi genus Dendrobium berdasarkan seksion-seksion.
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem. |
Jurnal Telopea dan Orchadian menerbitkan hasil penelitian pengelompokan genus anggrek berdasarkan kode DNA. Dari sinilah lahir kembali dua genus yang dulunya dianggap tidak sesuai dalam takson yaitu Eurycaulis oleh Orchadian (2002) dan Anisopetala oleh Telopea (2003), yang menggantikan genus Dendrobium section Calcariferum. Dukungan juga dapat dari jurnal botani yang terbit di Amerika Latin.
Tahun 2011 saya mulai mencoba menguplaod photo-photo anggrek ini menggunakan tata nama baru. Berbagai penolakan dan tudingan banyak dilimpahkan ke saya kala itu karena menggangap saya menyebarkan informasi yang salah. Ini disebabkan kakunya dunia taksonomi kita (Indonesia) kala itu yang kebanyakan hanya mengacu ke data base KEW. Kew kala itu masih meletakan Dendrobium lamellatum sebagai sinonim Dendrobium compressum.
Sejalan dengan penolakan itu, saya mendapat banyak dukungan dari teman teman di Peninsular Malaysia dan Sumatra, yang bersedia memakai ID Eurycaulis compressum atau Dendrobium compressum setelah mendapat penjelasan, Jumlah photo tahun 2011 dan 2012 yang teruplaod menggunakan nama ini cukup banyak dan signifikan, termasuk contoh-contoh photo tanaman dari Borneo, Sumatra, Peninsular Malaysia dan Thailand. Beberapa orang teman saya anjurkan untuk membuat photo bedah bunga sebagai pembuktian.
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem. in situ. |
Bulan Juni tahun 2012, data base Kew melakukan editing data. Dua species anggerek ini akhirnya terlihat data base KEW sebagai species berbeda. Jadi tak ada alasan lagi bila penganggrek Indonesia menolak melabel tanaman ini sebagai Dendrobium compressum Lindl.
(V. Agustin 15 February 2013).
Eurycaulis compressus (Lindl.) M.A.Clem. in situ. |
Note :
Photo photo diambil insitu oleh Lutfian Nazar di Taman Nasional Tajung Puting, Kalimantan Tengah (Borneo), Indonesia, tanggal 23 January 2013.
Tersedia deskripsi asli, varian warna bunga dan illustrasi anggrek ini di tautan LINK dan LINK
0 comments:
Post a Comment